CONTACT PERSON

XL : 087778642742
AS : 085213094707
3 : 08967681983
PIN BB :27CA86C7
FB : OPTIK SOFYAN

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

JASA PENGIRIMAN

Nomor Resi JNE

Kategori Produk

Label

Kategori Produk :
BANTU LIKE DAN SHARE YA SOB

KELAINAN REFRAKSI MATA



Kelainan refraksi disebut juga “refraksi anomali”, ada 4 macam kelainan refraksi yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu Miopia, Hipermetropia, Astigmatisma dan Afakia
Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar masuk ke bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan didepan retina. Untuk mengoreksinya dipakai lensa sferis minus.
Bentuk dari Miopia menurut penyebabnya
Miopia aksial
Diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari normal, walaupun kornea dan kurvatura lensa normal dan lensa dalam posisi anatominya normal. Miopia dalam bentuk ini dijumpai pada proptosis sebagai hasil dari tidak normalnya besar segmen anterior, peripapillary myopic crescent dan exaggerated cincin skleral, dan stafiloma posterior.
Miopia kurvatura
Mata memiliki diameter antero-posterior normal, tetapi kelengkungan dari kornea lebih curam dari rata-rata, missal : pembawaan sejak lahir atau keratokonus, atau kelengkungan lensa bertambah seperti pada hiperglikemia sedang ataupun berat, yang menyebabkan lensa membesar.
Miopia karena peningkatan indeks refraksi
Peningkatan indeks refraksi daripada lensa berhubungan dengan permulaan dini atau moderate dari katarak nuklear sklerotik. Merupakan penyebab umum terjadinya Miopia pada usia tua. Perubahan kekerasan lensa meningkatkan indeks refraksi, dengan demikian membuat mata menjadi myopik.
Miopia karena pergerakan lensa ke anterior
Keadaan ini sering terlihat setelah operasi glaukoma dan akan meningkatkan miopia pada mata.
Hipermetropia
Hipermetropia (hyperopia) atau ‘Far – sightedness’ adalah suatu kelainan refraksi daripada mata dimana sinar – sinar yang berjalan sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi dibiaskan dibelakang retina, oleh karena itu bayangan yang dihasilkan kabur. Untuk mengoreksinya dipakai lensa sferis plus.
Struktur Hipermetropia berdasarkan pada konfigurasi anatomi dari bola mata:
Hipermetropia Aksial
Bola mata lebih pendek dari normal pada diameter antero-posterior, meskipun media refraksi (misalnya lensa atau kornea) normal.
Hipermetropia kurvatura
Keadaan dimana kelengkungan lensa atau kornea lebih tipis dari normal dan power refraksinya turun. Sekitar setiap 1 mm penurunan dari radius kelengkungan tersebut menghasilkan Hipermetropia 6D
Hipermetropia indeks refraksi
Terjadi penurunan indeks refraksi akibat penurunan dari densitas beberapa atau seluruh bagian dari system optik mata, juga penurunan power refraksi mata. Biasanya terjadi pada usia tua dan juga pada penderita diabetes terkontrol.
Astigmatisma
Astigmatisma adalah suatu kondisi dengan kurvatura yang berlainan sepanjang meridian yang berbeda-beda pada satu atau lebih permukaan refraktif mata ( kornea, permukaan anterior atau posterior dari lensa mata ), akibatnya pantulan cahaya dari suatu sumber atau titik cahaya tidak terfokus pada satu titik di retina.
Pada astigmatisma, karena adanya variasi dari lengkungan kornea atau lensa pada meridian yang berbeda-beda mencegah berkas sinar itu memfokuskan diri kesatu titik.
Jenis-jenis Astigmatisma
Astigmatisma Reguler
Secara teori, pada setiap titik pada permukaan yang lengkung, arah dari kelengkungan yang terbesar dan yang terkecil selalu terpisah 90 derajat tetapi arah ini bias beribah saat melewati satu titik ke titik yang lain. Bila meridian utama dari astigmatisma mempunyai orientasi yang konstan pada setiap titik yang melewati pupil dan apabila ukuran astigmatisma ini sama pada setiap titik. Kondisi refraktif ini dikenal sebagai astigmatisma regular. Dan ini bisa dikoreksi dengan kacamata lensa silindris.
Berdasarkan axis dan sudut antara 2 meridian utama, astigmatisma reguler dibagi atas:
Horizonto-vertikal astigmatisma, dibagi dalam 2 bentuk:
  1. Astigmatisma with the rule --- Suatu astigmatisma dimana meridian vertical lebih curam dari horizontal, dikoreksi dengan lensa silindris positif dengan axis 90 +- 20 atau lensa silindris negatif dengan axis 180+-200
  2. Astigmatisma against the rule --- Suatu astigmatisma dimana meridian horizontalnya lebih curam dari meridian vertical. Koreksinya dengan lensa silindris positif dengan axis 180 +-20 atau lensa silindris negatif dengan axis 90 +- 0.
Astigmatisma oblique
Suatu bentuk regular astigmatisma dimana garis meridian utamanya tidak tegak lurus tapi miring dengan axis 450 dan 1350.
Tipe Refraktif Dari Astigmatisma Reguler
Bergantung pada posisi dari 2 garis fokus yang berhubungan ke retina, astigmatisma regular lebih lanjut dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe:
Simple astigmatisma
Berkas cahaya pada satu meridian terfokus tepat did retina, dan cahaya pada meridian yang lain terfokus pada titik didepan retina disebut simple myopic astigmatisma. Jika cahaya itu terfokus dibelakang retina disebut simple hypermetropic astigmatisma.
Contoh : C – 2 x 900  2 x 90+atau C 0.
Compound astigmatisma
Pada jenis ini, berkas cahaya pada kedua meridian terfokus didepan retina disebut astigmatisma Miopia compound dan jika terfokus dibelakang retina disebut astigmatisma Hipermetropia compound.
Contoh:  2 x 90-S -  4, C 0 +atau S   2 x 90+4, C 0
Mixed astigmatisma
Pada jenis ini berkas cahaya pada satu meridian terfokus pada titik di depan retina dan cahaya pada meridian yang lain terfokus di belakang retina.
Contoh:  2 x 90+S -  4, C 0 +atau S   2 x 90-4, C 0
Astigmatisma Irregular
Suatu astigmatisma dimana sinar-sinar sejajar dengan garis pandang dibias tidak teratur. Astigmatisma irregular ini bersifat / mempunyai perubahan-perubahan irregular dari tenaga refraksinya pada meridian-meridian yang berbeda. Terdapat multi meridian yang tidak dapat dianalisa secara geometris. Lensa silindris hanya sedikit memperbaiki penglihatan dalam kasus-kasus ini, tapi dapat diterapi dengan lensa kontak rigid.
Afakia
Afakia secara literature berarti tidak adanya lensa dalam mata. Afakia akan mengakibatkan Hipermetropia tinggi.
Penyebab:
  1. Kongenital --- Suatu keadaan yang jarang dimana lensa tidak ada sejak lahir. 
  2. Afakia paska operasi --- Terjadi setelah operasi ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction ), ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction). 
  3. Post Traumatik --- Diikuti oleh trauma tumpul atau tembus, yang mengakibatkan subluksasi atau dislokasi dari lensa. 
  4. Posterior dislokasi dari lensa ke vitreus akan menyebabkan optikal Afakia.
Optik Afakia dari mata : perubahan optik terjadi setelah keluarnya lensa.
  1. Mata menjadi Hipermetropia tinggi 
  2. Total  44D+ 60 D menjadi +power mata berkurang dari  
  3. Fokal poin anterior menjadi 23.2 mm didepan kornea 
  4. Posterior fokal poin sekitar 31 mm dibelakang kornea atau sekitar 7 mm dibelakang mata normal ( panjang bola mata anterior-posterior sekitar 24 mm )
Terapi: untuk mengkoreksi Afakia terdiri dari kacamata, kontak lensa, intraokular lensa.
Kelainan refraksi telah dilaporkan sebagai penyebab gangguan penglihatan yang mencolok diberbagai belahan dunia. Prevalensi yang tinggi dari gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi juga telah dilaporkan terjadi diseluruh dunia, gangguan refraksi ini dapat diterapi, dimana sebagian besar dapat dikoreksi.
Berdasarkan analisis WHO, diperkirakan terdapat 45 juta orang mengalami kebutaan dan 135 juta orang dengan low vision atau terdapat kurang lebih 180 juta orang dengan gangguan penglihatan diseluruh dunia.
Salah satu penyebab kebutaan adalah kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Hal; ini dapat diketahui dari laporan-laporan penelitian mengenai kelainan refraksi. Kelainan refraksi menjadi penyebab kebutaan ( ditandai dengan tajam penglihatan < 20/200 pada mata yang terbaik ) pada 0,3% populasi did Andra Pradesh India. Prevalensi kebutaan akibat kelainan refraksi pada usia 40 tahun atau lebih adalah 1,06% di Andra Pradesh India dan 0,11% di Victoria Australia.
Prevalensi yang tinggi dari gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi yang tidak terkoreksi atau koreksinya tidak optimal telah dilaporkan dalam 10 tahun terakhir ini dari beberapa penelitian-penelitian survey, seperti Baltimore Eye Survey, The Blue Mountains Eye Study, The Victoria Visual Impairment Project, dan Andra Pradesh Eye Diseases Study.
Sebagian besar penelitian epidemiologi terhadap kelainan refraksi difokuskan pada Miopia, mungkin hal ini disebabkan karena Miopia merupakan penyebab tersering gangguan penglihatan pada kelainan refraksi.
Miopia juga dapat berhubungan dengan kelainan mata yang lain seperti retinal detachment dan myopic retinal degeneration, dimana hal ini dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan.SO

PENYEBAB TRAKOMA



Penyebab Trakoma

DEFINISI
Trakoma (Konjungtivitis granuler, Oftalmia Bangsa Mesir) adalah suatu infeksi konjungtiva yang berlangsung lama dan disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.


PENYEBAB Trakoma terjadi akibat infeksi oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Masa inkubasi berlangsung selama 5-12 hari dan berawal sebagai kemerahan pada mata, yang jika tidak diobati bisa menjadi penyakti kronis dan menyebabkan pembentukan jaringan parut.

Trakoma ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah pedesaan di negara-negara berkembang. Sering menyerang anak-anak.

Trakoma merupakan penyakit menular dan bisa ditularkan melalui:
- kontak tangan dengan mata
- sejenis lalat
-benda-benda yang terkontaminasi (misalnya handuk atau saputangan).


GEJALA
Pada stadium awal, konjungtiva tampak meradang, merah dan mengalami iritasi serta mengeluarkan kotoran (konjungtivitis).

Pada stadium lanjut, konjungtiva dan kornea membentuk jaringan parut sehingga bulu mata melipat ke dalam dan terjadi gangguan penglihatan.

Gejala lainnya adalah:
- pembengkakan kelopak mata
- pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat di depan mata
- kornea tampak keruh.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Apusan mata diperiksa untuk mengetahui organisme penyebabnya.


PENGOBATAN

Pengobatan meliputi pemberian salep antibiotik yang berisi tetracyclin dan erythromycin selama 4-6 minggu.

Selain itu, antibiotik tersebut juga bisa diberikan dalam bentuk tablet.

Jika terjadi kelainan bentuk kelopak mata, kornea maupun konjungtiva, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaikinya.
 Semoga bermanfaat. SO

MENGENAL MATA


Mata & Penglihatan
Mata adalah salah satu anugrah yang Alloh berikan kepada kita, melalui mata kita dapat mengenal wajah orang-orang yang kita sayangi, kita dapat melihat keindahan warna-warni dunia yang beraneka warna ini. Seperti pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang" maka saya mengajak kepada pembaca semua untuk mengenali mata, semakin kita mengenal mudah-mudahan kita semakin sayang kepada mata kita sendiri dan mata orang-orang yang kita sayangi.

DEFINISI
Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.


STRUKTUR & FUNGSI

Mata memiliki struktur sebagai berikut:
  • Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.
  • Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
  • Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
  • Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
  • Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
  • Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
  • Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
  • Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
  • Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
  • Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit. Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris.

Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.

Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.

Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.

Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.

Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:
  • Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.
  • Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus. Cairan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata.

Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
  • Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris
  • Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.
Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.


OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
  • Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
  • Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
  • Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.


STRUKTUR PELINDUNG

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.
  • Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
  • Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.
  • Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.
  • Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung.

    Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

KEBUTAAN

Cedera dan penyakit pada mata bisa mempengaruhi penglihatan. Kejernihan penglihatan disebut ketajaman visuil, yang berkisar dari penglihatan penuh sampai ke tanpa penglihatan. Jika ketajaman menurun, maka penglihatan menjadi kabur.

Ketajaman penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan seseorang pada jarak 20 kaki dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh. Visuil 20/20 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki dengan ketajaman penuh; sedangkan visuil 20/200 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki, yang oleh orang dengan ketajaman penuh benda tersebut terlihat pada jarak 200 kaki.

Secara teoritis, kebutaan terjadi jika ketajaman penglihatan lebih buruk dari 20/200 meskipun telah dibantu dengan kaca mata maupun lensa kontak.


Penyebab kebutaan


Kebutaan bisa terjadi karena berbagai alasan:
- cahaya tidak dapat mencapai retina
- cahaya tidak terfokus sebagaimana mestinya pada retina
- retina tidak dapat merasakan cahaya secara normal
- kelainan penghantaran gelombang saraf dari retina ke otak
- otak tidak dapat menterjemahkan informasi yang dikirim oleh mata.

Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan kebutaan:
Mata adalah
  • Katarak
  • Kelainan refraksi
  • Ablasio retina
  • Retinitis pigmentosa
  • Diabetes
  • Degenerasi makuler
  • Sklerosis multipel
  • Tumor kelenjar hipofisa
  • Glaukoma
  • Kelainan pada daerah otak yang mengolah gelombang visuil akibat stroke, tumor atau penyakit lainnya. 
 Semoga bermanfaat bagi pembaca semua. Aamiin. SO

Pengikut

Read more: http://www.tuliskan.com/2012/06/cara-membuat-fb-like-box-melayang.html#ixzz2X0kRsdSQ